Dian Panca Octaviani
(164101659 4D/PBSI)
Ulasan cerpen Gadis Kecil
Beralis Tebal Bermata Cemerlang Karya A. Mustofa Bisri (Kompas, 01 April 2018)
Cinta adalah sebuah rasa yang dimiliki setiap manusia,
jika cinta tumbuh dalam hati kita, kita tidak dapat menolaknya namun dapat membohongi
sebuah rasa yang ada. Sering kali beberapa uamt manusia mengumbar cintanya di
lingkungan masyarakat adapula yang enggan untuk mempublikasikannya.
Cerpen karya A. Mustofa Bisri ini memiliki tema yakni
tentang cinta. Dimana tokoh aku mampu mencintai atau mengagumi seorang gadis
kecil bermata cemerlang saat di sebuah stasiun, bisa dibilang aku mengalami
cinta pada pandangan pertama.
Cerita dengan alur yang lumayan membingunkan pada paragraf
awal atau pengenalan kutipannya Keretaku
semakin melaju. Stasiun yang menyimpan misteri gadis kecil itu sudah lenyap
dari pandangan. Tapi wajah gadis kecil itu tak kunjung hilang dari benakku. Dia
terus mengikutiku. Sampai kondektur memeriksa karcis. Sampai kru KA menyuguhkan
makan malam. Sampai aku makan. Sampai aku tertidur. Cerita ini memiliki dua
penafsiran yang pertama saat aku di dalam kereta aku tertidur dan bermimpi
bertemu dengan gadis kecil bermata cemerlang dan yang kedua aku sedang berhayal
bahwa seolah-olah gadis kecil bermata bening itu ada didepanku karena aku
terlalu memikirkan gadis itu.
Entah sebuah kebetulan atau apa ketika aku menemui
temanku Sahlan, temanku pernah bilang bahwa dia memiliki seorang adik yang
sangat cantik, akan tetapi ternyata seorang yang diakui oleh Sahlan sebagai
adiknya ternyata adalah istrinya, dan yang lebih membuatku terkejuta yaitu
istri Sahlan adalah gadis kecil bermata cemerlang yang aku temui saat di
stasiun.
kata Sahlan begitu istrinya berlalu, “dari tadi kau tidak melihatnya berbicara, tapi kau pasti merasakan
dia berkata-kata kepadamu. Itulah istriku yang lebih suka kusebut dan
kuperkenalkan sebagai adikku. Perkenalanku dengannya juga cukup aneh. Waktu itu
aku sedang berada di atas kereta yang akan berangkat dari stasiun S. Dari
jendela kereta, kulihat dia, waktu itu masih seorang gadis kecil, berdiri dekat
gerbong keretaku. Matanya yang cemerlang memandang lurus ke mataku tanpa
berkedip. Aku mencoba tersenyum. Ternyata dia membalas senyumanku dengan
senyumannya yang manis itu.”
Dari cerita Sahlan tentang pertemuannya dengan
istrinya atau gadis bermata cemerlang ini ceritanya sama persis dengan kejadian
yang aku alami saat aku akan naik kereta.
Ending
pada cerita ini masih menggantung atau belum kepada penyelesaian konflik,
karena pada tokoh aku masih belum jelas antara aku akan mengalami hal yang sama
seperti yang Sahlan alami, setelah mendengar cerita dari Sahlan dimana cerita
yang Sahlan sampaikan karena ceritanya yang sama seperti yang aku alami atau
sebenarnya siapa istri Sahlan, apakah bernar ia anak yatim piatu atau apa ?
“Ia adalah anak asuh
kawannya ibuku yang memu-ngutnya sejak bayi. Kawan ibuku itu menemukan bayi di
stasiun S dan sudah diurus ke mana-mana, tak ada yang mengakuinya. Akhirnya
kawan ibuku itulah yang memeliharanya. Beliau menamakannya dengan bintang film
India kesayangannya, Shakila.” Ujar Sahlan kepadaku
Bisa
jadi istri Sahlan alias Shakila bukan manusia biasa pada umumnya, mungkin juga
Shakila memiliki kembaran yang sama seperti Shakila dan bisa jadi yang aku
jumpai saat di stasiun adalah kembaran Shakila yang memiliki kebiasaan sama
seperti Shakila.
Rasa
yang timbul itu apakah sebuah prasangka atau memang kejadian nyata dan ada
wujudnya, aku bingung siapakah sebenarnya Shakila dan siapa gadis bermata
cemerlang. Akankah Shakila dan siapa gadis bermata cemerlang itu orang yang
sama ? Itu masih menjadi tugas buatku untuk mencari tahu hal yang sebenarnya.